Terdapat empat jenis glukoma, yaitu glukoma sudut terbuka (glukoma mendadak), glukoma sudut tertutup (glukoma menahun), glukoma kongenitalis, dan glukoma sekunder. Keempat jenis glukoma ini ditandai dengan peningkatan tekanan di dalam bola mata dan semuanya bisa menyebabkan kerusakan saraf optikus yang progresif.
a. Glukoma sudut terbuka
Glukoma sudut terbuka (glukoma mendadak) sering terjadi setelah usia mencapai 35 tahun, tetapi kadang terjadi juga pada anakanak. Penyakit ini cenderung bersifat menu- run dan paling sering ditemukan pada penderita diabetes mellitus atau miopia.
Hilangnya fungsi penglihatan dimulai dari tepi lapang pandang. Apabila kondisi ini tidak segera diobati, pada akhirnya akan menjalar ke seluruh bagian lapang pandang dan menyebabkan kebutaan. Pada awalnya, peningkatan tekanan di dalam mata tidak menimbulkan gejala. Namun, lama-kelamaan timbul gejala sebagai berikut.
1) Penyempitan lapang pandang tepi.
2) Sakit kepala ringan, mual, dan muntah.
3) Gangguan penglihatan yang tidak jelas, misalnya melihat lingkaran di sekeliling cahaya lampu atau sulit beradaptasi pada kegelapan.
4) Mata agak menonjol, terkadang mirip mata ikan mas koki (sudah parah).
5) Pupil atau manik mata lebih besar.
Pada akhirnya, akan terjadi penyempitan lapang pandang yang menyebabkan penderita sulit melihat benda-benda yang terletak di sisi lain ketika penderita melihat lurus ke depan (disebut penglihatan terowongan). Glukoma sudut terbuka mungkin baru menimbulkan gejala setelah terjadinya kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.
Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glukoma sudut terbuka. Namun, apabila penyakit ini ditemukan sejak dini maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan pengobatan.
Glukoma sudut terbuka (glukoma mendadak) sering terjadi setelah usia mencapai 35 tahun, tetapi kadang terjadi juga pada anakanak. Penyakit ini cenderung bersifat menu- run dan paling sering ditemukan pada penderita diabetes mellitus atau miopia.
Hilangnya fungsi penglihatan dimulai dari tepi lapang pandang. Apabila kondisi ini tidak segera diobati, pada akhirnya akan menjalar ke seluruh bagian lapang pandang dan menyebabkan kebutaan. Pada awalnya, peningkatan tekanan di dalam mata tidak menimbulkan gejala. Namun, lama-kelamaan timbul gejala sebagai berikut.
1) Penyempitan lapang pandang tepi.
2) Sakit kepala ringan, mual, dan muntah.
3) Gangguan penglihatan yang tidak jelas, misalnya melihat lingkaran di sekeliling cahaya lampu atau sulit beradaptasi pada kegelapan.
4) Mata agak menonjol, terkadang mirip mata ikan mas koki (sudah parah).
5) Pupil atau manik mata lebih besar.
Pada akhirnya, akan terjadi penyempitan lapang pandang yang menyebabkan penderita sulit melihat benda-benda yang terletak di sisi lain ketika penderita melihat lurus ke depan (disebut penglihatan terowongan). Glukoma sudut terbuka mungkin baru menimbulkan gejala setelah terjadinya kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.
Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glukoma sudut terbuka. Namun, apabila penyakit ini ditemukan sejak dini maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan pengobatan.
b. Glukoma sudut tertutup (glukoma menahun)
Setiap hal yang menyebabkan pelebaran pupil, misalnya cahaya redup, tetes mata pelebar pupil yang digunakan untuk pemeriksaan mata, atau obat tertentu bisa menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena terhalang oleh iris. Iris bisa bergeser ke depan dan secara tiba-tiba menutup saluran humor aqueus sehingga terjadi peningkatan tekanan di dalam mata secara mendadak.
Umumnya, penglihatan menjadi kabur dan terkadang melihat seperti pelangi. Penyebab glukoma tertutup (glukoma menahun) terjadi karena adanya tekanan dalam bola mata yang meningkat, yaitu terdapat saluran yang menghubungkan bilik depan dengan bilik belakang. Kedua bilik berisi cairan sehingga terbendung. Oleh karenanya, tekanan di dalam bilik meningkat dan mengakibatkan selaput bening (kornea) mata menjadi rusak.
Setiap hal yang menyebabkan pelebaran pupil, misalnya cahaya redup, tetes mata pelebar pupil yang digunakan untuk pemeriksaan mata, atau obat tertentu bisa menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena terhalang oleh iris. Iris bisa bergeser ke depan dan secara tiba-tiba menutup saluran humor aqueus sehingga terjadi peningkatan tekanan di dalam mata secara mendadak.
Umumnya, penglihatan menjadi kabur dan terkadang melihat seperti pelangi. Penyebab glukoma tertutup (glukoma menahun) terjadi karena adanya tekanan dalam bola mata yang meningkat, yaitu terdapat saluran yang menghubungkan bilik depan dengan bilik belakang. Kedua bilik berisi cairan sehingga terbendung. Oleh karenanya, tekanan di dalam bilik meningkat dan mengakibatkan selaput bening (kornea) mata menjadi rusak.
Serangan bisa dipicu oleh pemakaian tetes mata yang melebarkan pupil atau bisa juga timbul tanpa adanya pemicu. Penyebab lainnya adalah menulis, membaca, dan menonton di tempat gelap; hambatan pada pupil; dan marah yang berlebihan. Glukoma akut lebih sering terjadi pada malam hari karena pupil secara alami akan melebar di bawah cahaya yang redup. Glukoma sudut tertutup terjadi bila saluran tempat mengalirnya humor aqueus terhalang oleh iris.
Penyakit glukoma sudut tertutup akut bisa menyebabkan penurunan fungsi penglihatan yang ringan, terbentuknya lingkaran berwarna di sekeliling cahaya, serta nyeri pada mata dan kepala. Gejala tersebut berlangsung hanya beberapa jam sebelum terjadinya serangan lebih lanjut. Serangan lanjutan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan secara mendadak dan nyeri mata yang berdenyut. Penderita juga mengalami mual dan muntah, kelopak mata membengkak, mata berair dan merah, serta pupil melebar dan tidak mengecil bila diberi sinar yang terang.
Sebagian besar gejala akan menghilang setelah pengobatan, tetapi serangan tersebut bisa terulang kembali. Setiap serangan susulan akan berakibat pada semakin berkurangnya lapang pandang penderita. Orang-orang yang memiliki risiko menderita glukoma sudut tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin. Apabila risikonya tinggi, sebaiknya menjalani iridotomi untuk mencegah serangan akut.
c. Glukoma sekunder
Glukoma sekunder terjadi bila mata mengalami kerusakan akibat infeksi, peradangan, tumor, katarak yang meluas, serta penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik anterior.
Penyebab yang paling sering ditemukan adalah uveitis. Di samping itu, juga bisa disebabkan oleh adanya penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata, dan pendarahan dalam mata. Beberapa obat, misalnya kortikosteroid, juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler.
Glukoma sekunder terjadi bila mata mengalami kerusakan akibat infeksi, peradangan, tumor, katarak yang meluas, serta penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik anterior.
Penyebab yang paling sering ditemukan adalah uveitis. Di samping itu, juga bisa disebabkan oleh adanya penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata, dan pendarahan dalam mata. Beberapa obat, misalnya kortikosteroid, juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler.
d. Glukoma kongenitalis
Glukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan pada saluran humor aqueus. Glukoma kongenitalis sering kali bersifat menurun.
Glukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan pada saluran humor aqueus. Glukoma kongenitalis sering kali bersifat menurun.
No comments:
Post a Comment