Lomba Blogfam HUT Kemerdekaan RI ke 61

Saturday, August 13, 2011

Purpura Trombositopenik Idiopatik

Purpura trombositopenik idiopatik atau idiopathic thrombocytopenic purpura(ITP) secara klinis dibagi menjadi 2 golongan yaitu ITP akut dan ITP kronik. ITP kronik lebih banyak pada wanita dewasa dan berjalan menahun.4 Sebagian besar ITP kronik timbul karena proses autoimun, timbulnya autoantibodi terhadap antigen trombosit sendiri, sehingga terjadi destruksi trombosit dalam darah tepi. Gambaran klinis berupa perdarahan kulit yaitu purpura, dapat dalam bentuk petechie atau ekimosis, perdarahan mukosa dan pada wanita terutama dalam bentuk menorrhagia. Diagnosis ditegakkan jika terdapat trombositopenia pada darah tepi dengan sumsum tulang menunjukkan megakariosit normal atau meningkat. Diagnosis ditunjang dengan adanya antibodi antitrombosit, serta ekslusi terhadap penyebab trombositopenia sekunder.

ITP pada orang dewasa biasanya berjalan pelan-pelan. Kegawatan dapat timbul jika terjadi trombositopenia berat yang menimbulkan perdarahan. Penderita dengan trombosit < 20.000/mm3 akan disertai perdarahan kulit (ekimosis & petechie), bruising dan perdarahan tnukosa. Jika trombosit < 10.000/mm3 dapat menimbulkan bahaya perdarahan otak atau perdarahan gastrointestinal dengan angka kematian 40%.
Prinsip pengobatan adalah pemberian obat imunosupresif untuk menekan fungsi makrofag dan menekan sintesis antibodi. Dapat diberikan korikosteroid, imunoglobulin atau dilakukan splenektomi. Pemberian trombosit profilaktik untuk mencegah perdarahan tidak dianjurkan karena akan segera dihancurkan oleh antibodi dalam tubuh penderita. Jika terdapat perdarahan serius, terutama perdarahan otak atau gastrointestinal, dapat diberikan transfusi konsentrat trombosit untuk mengatasi keadaan darurat. Dosis dimulai dengan 4 unit dilanjutkan sesuai dengan kebutuhan.Kortikosteroid dosis tinggi diberikan secara intravena, misalnya metilprednosolon, deksametason atau hidrokortison. Jika terjadi syok akibat perdarahan diatasi dengan transfusi darah. Jika keadaan gawat darurat telah teratasi, terapi kostikosteroid dilanjutkan dengan pemberian prednison per oral.
Imunoglobulin intravena, yang memblok reseptor Fc makrofag, dapat diberikan jika kortikosteroid tidak dapat menghentikan perdarahan. Dosisnya adalah 0,8-2,0 g/kgBB/hari sampai trombosit mencapai 40.000/MM3 . Dilanjutkan dengan pemberian trombosit konsentrat 6-12 unit sampai tercapai jumlah trombosit yang aman.

No comments:

Post a Comment